8 Contoh Teks Hikayat singkat & Terbaik 2021

Contoh Teks Hikayat
Contoh Teks Hikayat - Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan beberapa contoh teks hikayat. Namun, kamu harus memahami terlebih dahulu apa itu teks hikayat.

Teks hikayat merupakan salah satu karangan berbentuk prosa, dimana prosa tersebut adalah jenis teks yang berbentuk seperti puisi, karena memiliki variasi ritme yang cukup besar.

Baca Juga: 10 Contoh Teks Ceramah Singkat & Terbaik

Menurut Wikipedia, Hikayat adalah sebuah karangan sastra yang berbentuk prosa, biasanya menggunakan bahasa Melayu yang berisi mengenai sebuah kisah, cerita dan dongeng.

Secara umum hikayat juga menceritakan kisah mengenai kepahlawanan atau kehebatan seseorang yang lengkap dengan kesaktian, dan keanehan dari tokoh utama. Hikayat sendiri, berasal dari bahasa Arab dari kata "Haka" yang memiliki arti bercerita/menceritakan.

Ciri-Ciri Teks Hikayat

  • Bersifat statis atau tidak terjadi perubahan pada kisahnya walaupun diceritakan secara turun temurun
  • Menggunakan bahasa klise, yang dilebih-lebihkan
  • Bersifat tradisional dan didaktis
  • Anonim yang berarti pengarang kisah tersebut tidak diketahui
  • Menggunakan bahasa yang diulang-ulang
  • Pralogis yang berarti hikayat yang bisa diterima akal, karena mengandung kemustahilan.

Fungsi Teks Hikayat

  1. Sebagai penghibur
  2. Untuk membangkitkan semangat bagi para pembacanya
  3. Untuk meramaikan sebuah acara atau pesta

Struktur Teks Hikayat

Seperti kita ketahui bersama bahwa hikayat adalah teks bagian dari prosa yang mirip dengan cerpen. Untuk itu struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen.

  • Abstraksi

Bagian ini merupakan ringkasan atau inti dari cerita yang dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau gambaran awal dari cerita.

  • Orientasi

Orientasi merupakan bagian teks yang berkaitan dengan suasana, waktu dan tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

  • Komplikasi

Bagian ini berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Dibagian ini kita akan menemukan watak dari tokoh cerita karena kerumitan cerita mulai diperlihatkan.

  • Evaluasi

Pada bagian ini berbagai konflik mulai mendapatkan berbagai penyelesaian yang dilakukan dengan peran tokoh yang sangat sentral. Bagian ini juga cukup penting, karena sering mengandung poin-poin yang bermanfaat untuk kehidupan manusia.

  • Resolusi

Bagian ini berisi berbagai solusi pengarang mengenai suatu permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

  • Koda

Bagian ini merupakan akhir dari penulisan teks hikayat atau bisa juga disebut kesimpulan. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan nilai ataupun pelajaran yang diambil dari suatu teks cerita.

Contoh Teks Hikayat

1. Contoh Teks Hikayat Abu Nawas

Contoh Teks Hikayat

Judul: Kisah Enam Ekor Lembu yang Pandai Bicara

Di suatu pagi yang cerah, Sultan Harun al-Rasyid memanggil Abu Nawas menghadap ke Istana. Kali ini Sultan ingin menguji kecerdikan dari Abu Nawas. Sesampainya di hadapan Sultan, Abu Nawas pun memberi penghormatan.

Dan Sultan berbicara, “Hai, Abu Nawas, aku menginginkan enam ekor lembu berjenggot yang pandai bicara, bisakah engkau mendatangkan mereka dalam waktu seminggu? Kalau gagal, akan aku penggal lehermu.

“Baiklah, tuanku Syah Alam, hamba junjung tinggi titah tuanku.”

Semua punggawa istana yang hadir pada saat itu, berkata dalam hati, “Mampuslah kau Abu Nawas!”

Abu Nawas bermohon diri dan pulang ke rumah. Begitu sampai di rumah, ia duduk berdiam diri merenungkan keinginan Sultan. Seharian ia tidak keluar rumah, sehingga membuat tetangga kebingungan. Ia baru keluar rumah setelah seminggu kemudian, yaitu ketika batas waktu yang diberikan Sultan telah tiba.

Ia segera menuju kerumunan  orang banyak, lalu berucap, “Hai orang-orang muda, hari ini hari apa?”

Orang-orang yang menjawab benar akan ia lepaskan, tetapi orang-orang yang menjawab salah, akan ia tahan. Dan ternyata, tidak ada seorangpun yang menjawab dengan benar. Tak ayal, Abu Nawas pun marah-marah kepada mereka, “Begitu saja kok enggak bisa jawab. Kalau begitu, mari kita menghadap Sultan Harun Al-Rasyid, untuk mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya.”

Keesokan harinya, balairung istana Baghdad dipenuhi warga masyarakat yang ingin tahu kesanggupan Abu Nawas mambawa enam ekor Lembu berjenggot.

Sampai di depan Sultan Harun Al-Rasyid, ia pun menghaturkan sembah dan duduk dengan khidmat. Lalu, Sultan berkata, “Hai Abu Nawas, mana lembu berjenggot yang pandai bicara itu?”

Tanpa banyak bicara, Abu Nawas pun menunjuk keenam orang yang dibawanya itu, “Inilah mereka, tuanku Syah Alam.”

“Hai, Abu Nawas, apa yang kau tunjukkan kepadaku itu?”

“Ya, tuanku Syah Alam, tanyalah pada mereka hari apa sekarang,” jawab Abu Nawas.

Ketika Sultan bertanya, ternyata orang-orang itu memberikan jawaban berbeda-beda. Maka berujarlah Abu Nawas, “Jika mereka manusia, tentunya tahu hari ini hari apa. Apalagi jika tuanku menanyakan hari yang lain, akan tambah pusinglah mereka. Manusia atau hewan kah mereka ini? “Inilah lembu berjenggot yang pandai bicara itu, Tuanku.”

Sultan heran melihat Abu Nawas pandai melepaskan diri dari ancaman hukuman. Maka Sultan pun memberikan hadiah 5.000 dinar kepada Abu Nawas.

2. Contoh Teks Hikayat Tentang Pengembara

Contoh Teks Hikayat

Pada zaman dahulu, ada tiga teman yang berkeliaran, Ifan, Sigit dan Aldi. Selama perjalanan, tiga orang membawa makanan seperti daging, susu, nasi dan buah-buahan. Ketika semua sudah lelah, semuanyapun beristirahat memakan makanan yang dibawa.

Sampai suatu hari mereka tiba di hutan lebat. Mereka merasa lapar, namun tidak bisa makan, karena makanan sudah habis, dan di sini mereka tidak dapat menemukan siapa pun untuk meminta bantuan. Ketika semuanya sedang memikirkan solusi, mereka berhenti sejenak di pohon yang begitu rindang.

Kemudian Ifan berkata: “Jika ada nasi, aku akan memakannya sendiri.”

Sigit berkata, “Ketika saya sangat lapar, saya bisa menghabiskan 10 ayam goreng.”

Tidak seperti Aldi, Aldi hanya mengharapkan semangkuk nasi dan lauk yang cukup untuk memuaskan rasa lapar. Tiba-tiba harapan mereka terdengar dari pohon ara magis. Kemudian pohon itu menjatuhkan tiga daunnya, yang masing-masing berubah menjadi makanan yang ingin diterima oleh tiga teman.

Ifan dan Sigit sangat senang menemukan makanan, dan kemudian bergegas memakannya. Aldi juga bersyukur bisa makan, meski tidak seperti kedua temannya, yang cukup penting untuk mengisi perutnya.

Setelah makan siang, pria ini memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan. Meskipun dia banyak makan dan kenyang, ternyata Ifan tidak bisa menghabiskan makanannya. Ternyata nasi dapat berbicara dan meminta untuk segera diselesaikan.

Tetapi karena dia tidak lagi merasa mampu, dia tidak ingin menghabiskan apa pun. Akhirnya, nasi menjadi marah, dan kemudian menggigit tubuh Ifan. Hal yang sama terjadi dengan Sigit, yang hanya bisa memakan satu ayam goreng dan melemparkan sembilan ayam goreng lainnya ke semak-semak.

Segera, sembilan ayam goreng tersebut menjadi ayam sungguhan, keluar dari semak-semak dan menyerangnya. Ketika dia melihat apa yang terjadi pada temannya, Aldi tertegun dan merasa bahwa dia memiliki mimpi. Ketika dia sadar, sayangnya, dia menemukan dua temannya mati. Kemudian dia melanjutkan perjalanannya sendirian.

3. Contoh Teks Hikayat Abu Nawas

Contoh Teks Hikayat

Judul: Membalas Perbuatan Raja

Abu Nawas hanya tertunduk sedih mendengarkan penjelasan istrinya. Tadi pagi beberapa pekerja kerajaan atas perintah Baginda Raja membongkar rumah dan terus menggali tanpa bisa dicegah. Kata mereka tadi malam Baginda bermimpi bahwa di bawah rumah Abu Nawas terpendam emas dan permata yang harganya mahal. Tetapi setelah mereka terus menggali ternyata emas dan permata itu tidak ditemukan. Dan Baginda juga tidak meminta maaf kepada Abu Nawas dan mengganti kerugian rumahnya yang hancur. Hal inilah yang membuat Abu Nawas semakin marah kepada Baginda.

Sekian lama Abu Nawas berpikir, namun belum juga ia menemukan solusi untuk membalas Baginda. Makanan yang dihidangkan oleh istrinya juga tidak dimakan karena nafsu makannya hilang. Malam pun tiba, namun Abu Nawas tetap tidak menemukan solusi. Keesokan hari Abu Nawas melihat lalat-lalat mulai menyerbu makanan Abu Nawas yang sudah basi tersebut. la tiba-tiba tertawa riang karena menemukan solusi.

“Tolong ambilkan kain penutup untuk makananku dan sebatang besi.” Abu Nawas berkata kepada istrinya.

“Untuk apa?” tanya istrinya heran.

“Membalas Baginda Raja.” kata Abu Nawas singkat. Dengan muka berseri-seri Abu Nawas berangkat menuju istana. Setiba di istana Abu Nawas membungkuk hormat dan berkata:

“Ampun Tuanku, hamba menghadap Tuanku Baginda hanya untuk mengadukan perlakuan tamu-tamu yang tidak diundang. Mereka memasuki rumah hamba tanpa ijin dari hamba dan berani memakan makanan hamba.”

“Siapakah tamu-tamu yang tidak diundang itu wahai Abu Nawas?” sergap Baginda kasar.

“Lalat-lalat ini, Tuanku.” kata Abu Nawas sambil membuka penutup piringnya.

“Kepada siapa lagi kalau bukan kepada Baginda junjungan hamba, hamba mengadukan perlakuan yang tidak adil ini.”

“Lalu keadilan yang bagaimana yang engkau inginkan dariku?”

“Hamba hanya menginginkan ijin tertulis dari Baginda sendiri agar hamba bisa dengan leluasa menghukum lalat-lalat itu.” Baginda Raja tidak bisa mengelakkan diri menolak permintaan Abu Nawas karena pada saat itu para menteri sedang berkumpul di istana. Maka dengan terpaksa Baginda membuat surat ijin yang isinya memperkenankan Abu Nawas memukul lalat-lalat itu di manapun mereka hinggap.

Tanpa menunggu perintah Abu Nawas langsung mulai mengusir lalat-lalat di piringnya hingga mereka terbang dan hinggap di sana sini. Dengan tongkat besi yang sudah sejak tadi dibawanya dari rumah, Abu Nawas mulai mengejar dan memukuli lalat-lalat itu. Ada yang hinggap di kaca.

Abu Nawas dengan leluasa memukul kaca itu hingga hancur, kemudian vas bunga yang indah, kemudian giliran patung hias sehingga sebagian dari istana dan perabotannya remuk diterjang tongkat besi Abu Nawas. Bahkan Abu Nawas tidak merasa malu memukul lalat yang kebetulan hinggap di tempat Baginda Raja.

Baginda Raja tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menyadari kekeliruan yang telah dilakukan terhadap Abu Nawas dan keluarganya. Setelah merasa puas, Abu Nawas mohon izin pulang. Barang-barang kesayangan Baginda banyak yang hancur. Bukan hanya itu saja, Baginda juga menanggung rasa malu. Kini ia sadar betapa kelirunya berbuat semena-mena kepada Abu Nawas. Abu Nawas yang nampak lucu dan sering menyenangkan orang itu ternyata bisa berubah menjadi garang dan ganas serta mampu membalas dendam terhadap orang yang mengusiknya.

Abu Nawas pulang dengan perasaan lega. Istrinya pasti sedang menunggu di rumah untuk mendengarkan cerita apa yang dibawa dari istana.

4. Contoh Teks Hikayat Bayan Budiman

Contoh Teks Hikayat

Ada saudagar bernama Khojan Mubarok di negara Ajam. Ia sangat kaya tapi belum memiliki anak. Tidak berapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, istrinya melahirkan seorang anak laki-laki yang di beri nama Khojan Maimun.

Setelah umurnya Khojkan maimun lima tahun, ia di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun, ia di nikahkan dengan anak saudagar yang kaya, sangat cantik, dan namanya Bibi Zainab.

Setelah khojan Maimun beristri, ia membeli seekor burung bayan jantan dan tiung betina, lalu di bawanya ke rumah.

Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu minta izinlah dia kepada istrinya. Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya, jika kamu kesepian bicaralah kepada dua ekor burung tersebut.

Setelah ditinggal suaminya karena urusan pekerjaan, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihat rupa Bibi Zainab yang cantik. Kemudian anak raja tersebut berkenalan dengan bibi Zainab belalui perantara perempuan tua. Pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung untuk hendak menemui anak raja, namun salah satu burung menasehatinya bahwa perbuatanya melanggar aturan Allah SWT. Mendengar hal tersebut, Bibi Zainab marah dan dilemparkannya burung tersebut ke lantai sampai mati.

Lalu bibi Zainab pergi ke salah satu burung yang pura-pura tidur. Burung tersebut berpura-pura terkejut dan mendengar kehendak hati bibi Zainab yang ingin pergi dengan anak raja. Maka burung tersebut kemudian berpikir dan ia menjawab "Bibi Zainab yang cantik, pergilah segera, sepertinya anak raja sedang menunggumu, namun sebelum pergi, aku punya cerita menarik mengenai perempuan yang terkena azab karena menghianati suaminya".

Mendengar judul cerita burung, bibi Zainab akhirnya tertarik dengan cerita tersebut. Maka burung bercerita kepada bibi Zainab dengan maksud agar dia tidak jadi pergi dengan anak raja.

Setelah mendengar cerita burung tersebut, bibi Zainab akhirnya insaf terhadap perbuatannya yang ingin pergi berkencan dengan anak raja, dan memilih menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.

5. Contoh Teks Hikayat Amir

Contoh Teks Hikayat
source: suara.com

Dahulu kala di Sumatra, hiduplah seorang saudagar yang bernama Syah Alam. Syah Alam mempunyai seorang anak bernama Amir. Amir memiliki uang banyak yang diberikan oleh ayahnya. Setiap hari dia membelanjakan uang tersebut. Karena sayangnya pada Amir, Syah Alam tidak pernah memarahinya. Syah Alam hanya bisa mengelus dada.

Lama-kelamaan Syah Alam jatuh sakit. Semakin hari sakitnya semakin parah. Banyak uang yang dikeluarkan untuk pengobatan, tetapi tidak kunjung sembuh. Akhirnya mereka jatuh miskin.

Penyakit Syah Alam semakin parah. Sebelum meninggal, Syah Alam berkata ”Amir, Ayah tidak bisa memberikan apa-apa lagi padamu. Engkau harus bisa membangun usaha lagi seperti Ayah dulu. Jangan kau gunakan waktumu sia-sia. Bekerjalah yang giat, pergi dari rumah. Usahakan engkau terlihat oleh bulan, jangan terlihat oleh matahari.”

”Ya, Ayah. Aku akan turuti nasihatmu.”

Sesaat setelah Syah Amir meninggal, ibu Amir juga sakit parah dan akhirnya meninggal. Sejak itu Amir bertekad untuk mencari pekerjaan. Ia teringat nasihat ayahnya agar tidak terlihat matahari, tetapi terlihat bulan. Oleh sebab itu, kemana-mana ia selalu memakai payung.

Pada suatu hari, Amir bertmu dengan Nasrudin, seorang menteri yang pandai. Nasarudin sangat heran dengan pemuda yang selalu memakai payung itu. Nasarudin bertanya kenapa dia berbuat demikian.

Amir bercerita alasannya berbuat demikian. Nasarudin tertawa. Nasarudin berujar, ” Begini, ya., Amir. Bukan begitu maksud pesan ayahmu dulu. Akan tetapi, pergilah sebelum matahari terbit dan pulanglah sebelum malam. Jadi, tidak mengapa engkau terkena sinar matahari. ”

Setelah memberi nasihat, Nasarudin pun memberi pijaman uang kepada Amir. Amir disuruhnya berdagang sebagaimana dilakukan ayahnya dulu.

Amir lalu berjualan makanan dan minuman. Ia berjualan siang dan malam. Pada siang hari, Amir menjajakan makanan, seperti nasi uduk dan nasi goreng. Malam harinya ia berjualan martabak dan mie ayam. Lama-kelamaan usaha Amir semakin maju. Sejak itu, Amir menjadi saudagar kaya.

6. Contoh Teks Hikayat Jaya Lengkara

Contoh Teks Hikayat

cerita seorang raja yang terlalu besar kerajaannya, Saeful Muluk namanya, Ajam Saukat nama kerajaanya. Adapun raja ini telah berkawin dengan Putri Sukanda Rum. Tetapi oleh karena permaisurinya tidak beranak, ia berkawin dengan Putri Sukanda baying-bayang. Entah berapa lamanya, Puteri Sukanda bayang-bayangpun beranak anak kembar yang diberi nama Makdam dan Makdim. Permaisuri takut kehilangan kasih sayang raja sama sekali, lalu berdoa meminta anak. Doanya dikabulkan. Entah berapa lamanya, ia pun beranaklah seorang anak laki-laki yang terlalu baik rupanya. Anak itu ialah Jaya Lengkara. Adapun semasa Jaya Langkara jadi itu, negeri pun terlalu makmur, makanan murah dan banyak pedagang yang datang pergi. Segala ahli nujum, hulubalang dan rakyat sekalian juga mengucap syukur kepada Allah SWT.

Kemudian raja menyuruh anaknya yang lain, Makdam dan Makdim pergi menanyakan nasib Jaya Langkara pada seorang peramal. Peramal itu meramalkan bahwa Jaya Langkara akan menjadi raja besar yang sakti dan segala raja-raja besar tidak ada yang dapat melawannya. Mendengar ramalan yang demikian, Makdam dan Makdim menjadi sakit hatinya. Mereka berbohong kepada ayahanda mereka dengan mengatakan, jikalau Jaya Langkara ada dalam negeri, negeri akan binasa, beras padi juga akan menjadi mahal. Raja termakan fitnah ini dan membuang Jaya Langkara dengan bundayanya dari negeri.

Naga guna menyelamatkan Jaya Langkara. Bersama-sama mereka akan pergi ke negeri Peringgi. Jaya Langkara menewaskan seorang pengawal dan memaksanya masuk islam. Dengan bantuan raja jin yang sudah masuk islam, ia membebaskan Makdam dan Makdim dari penjara. Ratna Kasina dan Ratna Dewi dikawinkan dengan Makdam.

Mangkubumi mesir coba mengambil bunga itu dari jaya langkara dan ditewaskan. Jaya Langkara mengampuni dia, bila mendengar sebab-sebab ia ingin mendapat kan bunga itu. Jaya Langkara pergi ke Mesir dan memohon supaya puteri Ratna Dewi dikawinkan dengan Makdim.

Permaohonan nya diterima dengan baik oleh raja Mesir. Bersama –sama dengan Ratna Kasina, Jaya Langkara berangkat ke negeri Ajam Saukat dan menyembuhkan penyakit raja yang tak lain adalah ayahnya. Selang berapa lamanya, Jaya Langkara kembali ke hutan untuk mencari bundanya. Ratna Kasina menyusul tidak lama kemudian, karena tidak tahan di ganggu oleh Makdam dan Makdim yang sudah ke negeri Ajam Saukat. Karena nafsu mereka akan putri Ratna Kasina, Makdam dan Makdim coba membunuh Jaya Langkara.

Naga guna menyelamatkan dan membawanya bersama-sama dengan Puteri Ratna Kasina ke negeri Madinah. Raja Madinah sangat bergembira. Jaya Langkara dikawinkan dengan puteri Ratna Kasina. Raja Madinah sendiri juga berkawin dengan bunda jaya langkara. Entah berapa lamanya. Jaya Langkara pun menjadi raja, negeri Madinah pun terlalu makmur dan besar kerajaannya.

7. Contoh Teks Hikayat Hang Tuah

Contoh Teks Hikayat

Hang Tuah dikenal sebagai seorang ksatria hebat. Pada saat berumur 10 tahun, Hang Tuah dan empat sahabatnya berlayar ke laut Cina. Dalam perjalanan, mereka diserang oleh gerombolan bajak laut, namun mereka dapat melawannya.

Kegigihan dan kehebaran para ksatria tersebut menjadikan mereka sebagai Tuan Bendara karena menyelamatkan dari serangan bajak laut. Berita tentang ksatria sampai pada telinga Raja, hingga mereka diundang ke kerajaan. Baginda Raja mengangkat mereka sebagai seorang anak angkat.

Beberapa tahun kemudian, Baginda Raja berhasil mencari pusat kerjaan yang baru. Baginda Raja ingin meminang Raden Galuh Mas Ayu yang merupakan putri tunggal Seri Betara Majapahit. Sehari sebelum pernikahan, terjadi kegaduhan yang disebabkan oleh Taming sari.

Namun, Hang Tuah berhasil menghalangi dengan menukar keris Taming. Keberhasilan tersebut menjadikan Hang Tuah sebagai seorang laksamana dan mendapatkan hadiah berupa keris Taming.

Bertahun – tahun Hang Tuah menjadi kepercayaan raja dan pasti sangat disayang oleh raja, hingga membuat yang lain merasa iri. Suatu hari, Hang Tuah di fitnah telah berperilaku tidak sopan kepada dayang istana. Sebagai hukuman, Hang Tuah pergi meninggalkan istana dan menjadi anak angkat Tun Bija Sura di Indrapura. Selang beberapa lama, Hang Tuah ditarik kembali oleh Baginda Raja.

Fitnah kedua muncul dan membuat Baginda Raja sangat marah, hingga menyuruh Hang Tuah untuk dibunuh. Berkat Tuan Bendahara, Hang Tuah diminta mengungsi ke Hulu Melaka. Posisi Hang Tuah digantikan oleh Hang Cuan seorang pemabuk berat.

Raja tidak tahan dengan perilaku Hang Cuan dan meminta Hang Tuah untuk mengalahkan Hang Cuan. Pertarungan dua sahabat tidak bisa dihindarkan, hingga akhirnya Hang Cuan meninggal dipangkuan Hang Tuah. Kemudiang Hang Tuah mejabat sebagai laksamana.

8. Contoh Teks Hikayat Shinta & Raja Kalanggan

Contoh Teks Hikayat

Pada suatu hari, ada seorang raja yang kejam bernama Kalanggan. Setiap hari, dia menikahi seorang wanita hanya untuk dibunuh keesokan harinya. Hal ini terjadi karena sang raja pernah dikhianati oleh istri pertamanya sehingga melampiaskannya pada wanita-wanita lain.

Hal tersebut membuat gadis-gadis muda yang berada di wilayah kerajaan menjadi ketakutan. Mereka tidak mau menikah dengan raja jika keesokan harinya harus dibunuh. Namun, di antara banyak gadis itu, ada seorang gadis berhati mulia bernama Shinta yang berkeinginan untuk menyelamatkan kaumnya. Perempuan itu kemudian meminta restu ayahnya untuk menikah dengan raja.

Pada awalnya, sang ayah tidak menyetujui hal tersebut. Dia tidak mau kehilangan putri tercintanya. Akan tetapi, Shinta berhasil meyakinkan ayahnya kalau dia sudah mencari cara agar tidak akan berakhir mengenaskan seperti para istri raja sebelumnya. Dengan berat hati, sang ayah pun setuju dan menikahkan putrinya pada hari itu juga.

Malam harinya sebelum tidur, Shinta mengulur waktu agar sang raja tidak membunuhnya dengan menceritakan sebuah dongeng. Meskipun ada rasa takut akan respon yang diberikan, wanita itu mulai bercerita kepada raja.

Tak disangka, ternyata raja menyukai kisah yang diceritakan. Saking serunya, raja tidak menyadari bahwa hari sudah pagi padahal cerita belum selesai. Shinta pun berkata akan melanjutkan ceritanya besok malam dan laki-laki yang dikenal kejam itu menyetujuinya.

Pada malam berikutnya, Raja Kalanggan dengan antusias mendengarkan kelanjutan cerita yang belum selesai. Raja terlihat senang sekali dan selalu menyimak apa yang dikatakan oleh Shinta. Sehingga, keesokan harinya wanita itu pun belum menjalani hukuman untuk dibunuh.

Hal itu juga terjadi pada malam selanjutnya, dan tanpa terasa sudah 30 wanita itu bercerita kepada raja. Sang raja pun lupa akan hukuman mati yang seharusnya dijatuhkan kepada istri itu. Akhirnya, keberanian Shinta berbuah manis karena dia bisa menyelamatkan perempuan-perempuan lain di wilayahnya. Selain itu, dia juga berhasil mengubah raja menjadi orang yang baik dan kembali mencintai rakyatnya.

Baca Juga:

Itulah informasi mengenai Contoh Teks Hikayat singkat dan terbaik saat ini. Semoga bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung

0 Response to "8 Contoh Teks Hikayat singkat & Terbaik 2021"

Posting Komentar

PALING UNGGULAN

Asuransi Jiwa PMI Mega Life Buat Hidup Lebih Terjamin

Seiring berkembangnya zaman, banyak asuransi jiwa dari berbagai lembaga termasuk dari PMI Mega Life yang merupakan salah satu perusahaan as...